http://newspaper.pikiran-rakyat.com
CIANJUR, (PR).-
Sekitar 62,7 persen remaja yang tercatat sebagai pelajar SMP dan SMA di Indonesia, sudah tidak perawan lagi. Data tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak 2008 di 33 provinsi di Indonesia.
Demikian dikatakan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarif, pada pembukaan Jambore Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK) Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dan peringatan Hari AIDS Internasional tingkat Jawa Barat di Pancaniti Kab. Cianjur, Rabu (10/12).
Kegiatan yang dihadiri Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh itu, dilanjutkan dengan penandatanganan spanduk kegiatan sepanjang kurang lebih 50 meter, sebagai tanda dibukanya kegiatan PIK-KRR tingkat Provinsi Jawa Barat di Kab. Cianjur.
Menurut Sugiri, saat ini ada tiga masalah besar yang dihadapi remaja di Indonesia. Selain seks bebas, dua masalah besar lain yang dihadapi remaja adalah narkoba dan AIDS. Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) 2004, sebanyak 78 persen dari 3,2 juta orang yang ketagihan narkoba adalah remaja. Kemudian 54,3 persen dari 15.136 orang pengidap AIDS adalah remaja. "Data ini diperoleh dari Departemen Kesehatan September 2008 lalu," katanya.
Ketiga permasalahan tersebut, katanya, akan mengurangi kesempatan remaja mempraktikkan perilaku hidup sehat. Oleh karena itu, Sugiri mengharapkan kerja sama semua pihak, untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi para remaja.
Kelompok sebaya
Pada kesempatan itu, Kepala BKKBN mengatakan kekagumannya terhadap prestasi Saung Salwa Kubus, yang telah mendapatkan penghargaan sebagai PIK-KRR terbaik tingkat nasional. Menurut dia, salah satu strategi melindungi para remaja dari permasalahan tersebut adalah melalui pendekatan kelompok sebaya, melalui program pembentukan, dan pengembangan PIK-KRR.
"Kami ingin mengembangkan PIK-KRR tidak sebatas memberikan informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi kepada remaja. Tapi, memberikan kesempatan kepada para remaja untuk ’curhat’ dan diskusi, sehingga bisa mengatasi berbagai stres dan pengaruh negatif," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Kab. Cianjur Sudradjat Laksana menilai, peringatan Hari AIDS Internasional dan Jambore PIK-KRR sangat penting. Ia berharap, acara ini menjadi momentum strategis untuk membina dan menumbuhkembangkan kesadaran, kemampuan, serta keterampilan remaja dalam mempersiapkan dirinya untuk membangun keluarga berkualitas.
Menurut Sudrajat, pelaksanaan Jambore PIK-KRR bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran pengetahuan serta perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi remaja. Dengan demikian, kegiatan itu diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan kesadaran di kalangan remaja, tetapi dukungan keluarga, masyarakat, dan penentu kebijakan dalam menangani masalah kesehatan reproduksi remaja. (A-116)***
Penulis:
di kutip dari : http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=47432
Kamis, Januari 15, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar